
GOES TO CAMPUS "PEMILU SEBAGAI WUJUD DEMOKRASI"
Oleh : Ami Purwandari (Divisi Data dan Informasi) Cilacap. KPU Kab. Cilacap. Pendidikan pemilih bagi masyarakat itu penting dilaksanakan karena mampu meningkatkan kualitas partispasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi. Oleh karena itu KPU Kabupaten Cilacap mengadakan pendidikan pemilih melalui acara Goes To Campus ke STIE Muhammadiyah Cilacap yang beralamat di Jl. Urip Sumoharjo No.21A, Limbangan, Mertasinga, Kec. Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53233. Acara ini dilakukan dengan sistem daring atau online karena pada masa pandemi covid 19 ini kampus STIE Muhammadiyah menerapkan pembelajaran online bagi mahasiswa/mahasiswinya. Bentuk acara Goes To Campus ini adalah kuliah umum bagi mahasiswa semester satu STIE Muhammadiyah Cilacap yang baru 5 kali melaksanakan perkuliahan. Materi kuliah umum adalah tentang Pemilu Sebagai Wujud Demokrasi. Dari pihak STIE Muhammadiyah dipandegani oleh Ibu Kristanti dan Ketua STIE Muhammadiyah, Ibu Tri Nurindahyanti Yulian, S.E., M.Si., dengan jumlah peserta sebanyak 40 mahasiswa/mahasiswi. Sementara dari KPU Kabupaten Cilacap sebagai narasumber adalah Ami Purwandari didampingi staff sekretariat yaitu Ari Sukendro dan Oktaf Giar Purnomo. Para mahasiswa/mahasiswi sangat antusias menyimak materi yang disampaikan melalui paparan power point oleh Ami Purwandari bahkan ketika materi usai beberapa pertanyaan muncul dari mereka. Salah satu mahasiswi yang bernama Dinda Syfa bertanya tentang money politic yang masih sering dijumpai namun sulit dibuktikan. “ Ibu, bagaimana sikap KPU terhadap money politic yang masih saja terjadi ?,” tanya Dinda. Atas pertanyaan ini Ami menjawab, “Money politic terjadi bukan karena ada pihak-pihak tertentu yang berambisi memenangkan/menjadikan paslon harapannya terpilih dalam kontestasi pemilu/pemilihan. KPU sangat tidak setuju atas money politic ini, dalam berbagai pertemuan selalu mengingatkan dan mengingatkan kepada para kontestasi untuk tidak melakukannya dan tentu saja mereka menjawab siap”, jawab Ami. “Namun jika dilapangan masih saja terjadi money politic, maka itu sudah menjadi ranah Bawaslu sebagai Pengawas Pemilu untuk menindak tegas pelakunya jika tertangkap tangan,” lanjut Ami. Dari diskusi ini berkembang ke pertanyaan-pertanyaan lainnya. Mahasiswa kedua bernama Muhammad Zakaria dari jurusan S1 Manajemen bertanya tentang pemakaian kotak yang berbahan kardus menurutnya. “Apakah kotak bergembok dari kardus ini menjamin keamanan isinya dan apakah pada pemilu berikutnya juga akan dipakai lagi?”,tanya Muhammad Zakaria. Langsung dijawab oleh Ami, “Penggunaan kotak berbahan kardus ini sudah mendapat persetujuan dari pemerintah dan tentang keamanannya bias dijamin aman karena begitu terisi logistik baik sebelum maupun sesudah digunakan selalu dijaga oleh TNI dan Polri. Dan penggunaan kotak kardus ini sudah dilakukan pada pemilu 2014 di kota-kota besar seperti Jakarta dan terbukti aman”. “Kemudian kotak kardus yang sudah terpakai ini nantiya tidak akan dipakai lagi karena kotak ini adalah sekali pakai atau habis pakai. Saat inipun kotak yang digunakan pada Pemilu 2019 ini sudah dilelang dan uang hasil lelang atas perintah negara,” lanjut Ami. Muhammad Zakaria menambahkan, “jadi nantinya tidak dipakai lagi, saya pikir dipakai lagi untuk Pemilu yang akan datang”, kata Muhammad Zakaria.Pertanyaan ketiga muncul dari seorang mahasiswi D3 Akuntansi STIE Muhammadiyah bernama Afifah Kholifatun, “Bagaimana kalau ada pemilih yang diberi uang dalam amplop setelah mencoblos, dari siapa dan untuk apa uang tersebut, seperti yang saya lihat ?”. Ami menjawab, “Yang pasti itu bukan dari KPU karena KPU tidak pernah membimtek, mengajari, ataupun menyuruh pemilih untuk menerima uang dari siapapun ketika memilih”. “Jika suatu saat Mba Kholifatun melihat lagi kasus seperti itu, tanyakan langsung kepada yang memberi uang”, lanjut Ami. Selanjutnya Ami pun memberikan motivasi kepada para peserta kuliah umum acara Goes To Campus untuk bisa terlibat sebagai badan penyelenggara adhoc baik itu PPDP, KPPS, PPS ataupun PPK di wilayah masing-masing agar lebih memahami lagi tentang Pemilu daan seluk beluknya. Pada akhir acara, Ibu Tri Nurindahyanti Yulian, S.E., M.Si selaku Ketua STIE Muhammadiyah Cilacap menyampaikan rasa terima kasihnya kepada KPU Kabupaten Cilacap karena sudah memberikan kuliah umum tentang pemilu sebagai wujud demokrasi dan seluk beluk kepemiluan. Disampaikan harapan bahwa, “Semoga kerjasama yang terjalin antara STIE Muhammadiyah dan KPU Kabupaten Cilacap ini akan terus berlanjut dan tidak terhenti pada acara ini saja,” tandasnya. Sebagai penutup dari acara ini kemudian dilakukan penandatangan MOu kerjasama sebagai wujud kepedulian KPU Kabupaten Cilacap terhadap pemilih yang menjadi peserta didik di STIE Muhammadiyah Cilacap ini.