Berita Terkini

Saatnya Milenial Tunjukan Kemampuan Sebagai Penyelenggara

Oleh: Weweng Maretno,S.Sos (Div Teknis Penyelenggaraan)

Atas seijin KPU Kabupaten Purbalingga, kami berupaya melihat secara langsung proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada pemilihan bupati dan wakil bupati 9/12 lalu. KPU Kabupaten Cilacap dibagi dalam 2 tim sebagaimana dijelaskan Ami Puwandari (divisi Perencanaan dan data), tim satu (Handi Tri Ujiono, Weweng Maretno dan M Muhni) dan tim dua (Ami Purwandari dan Munjiatul Mukaromah). Kami menelusuri dua sampel TPS dalam satu kecamatan yang sama yaitu TPS 15 Baleraksa dan TPS 8 desa Tamansari, sedangkan Ketua (Handi) bersama ketua KPU Purbalingga monitoring diwilayah kecamatan Karangreja.
Bersama komisioner KPU Purbalingga kami ikut melihat dari dekat proses pemungutan, (Mey Nurlela) yang kebetulan masih tercatat sebagai warga desa Baleraksa memberikan hak suaranya di TPS 15 Baleraksa, Karangmoncol. Saat kami berada diilingkungan TPS, pertama kali dipintu masuk terpasang tulisan peringatan dengan bahasa jawa “AJA KELALEN WISUH TANGANE !!!”, ini memberikan pesan peringatan kepada pemilih untuk tidak lupa cuci tangan sebelum memilih.

Sepertinya tim di TPS sangat kreatif dengan memadukan peringatan dengan kearifan lokalnya. Saat kami ijin dengan PTPS dan saksi untuk melihat dari dekat diluar TPS, kami mendapati seluruh anggota KPPS masih berusia muda antara 23 sd 35 tahun tak terkecuali pengamanan TPS yang sudah kelihatan berusia lebih dari 45 tahun. Ketika salah satu komisioner akan memberikan hak suaranya, tak canggung mereka mengarahkan prosedur yang harus dijalani, sembari sang komisoner agak malu diperingatkan oleh salah satu anggota KPPS nya karena kesulitan memakai sarung tangan saat akan mengisi daftar kehadiran. Sangat lincah dan menguasai aturan rupanya seluruh anggota KPPS disini.
Sesaat setelah selesai melakukan pengamatan di TPS 15 Baleraksa kami berpisah dengan tim dari KPU Purbalingga, selanjutnya bergeser ke TPS 8 desa Tamansari. Kami jumpai pula ternyata seluruh KPPS berusia muda. Bekerja dalam tim harus kompak dan tahu akan tugas dan tanggungjawab dimana posisi saat pemungutan dan penghitungan. Ketua KPPS harus lebih bisa menguasai situasi saat dimana ada masalah baik itu didalam TPS maupun situasi lingkungan sekitar TPS jelasnya saat kami sambangi ketua KPPS 8 (Karseno, ST) yang kebetulan sahabat dekat komisioner KPU Kabupaten Cilacap (Weweng Maretno).
Sebelum pukul 13.00 wib masih ada pemilih yang belum memberikan suaranya, dengan sigap ketua KPPS bersama salah satu anggota KPPS betindak dengan mengajak para saksi dan PTPS melakukan jemput bola menyambangi pemilih yang tidak bisa hadir karena alasana kesehatan.
Jam 13.00 wib telah tiba ketua KPPS memberikan aba-aba penutupan proses pemungutan kepada seluruh KPPS, Saksi, PTPS dan pengamat yang berada diluar TPS dan beberapa pemilih yang mengikuti proses pemungutan. Seketika itu pula kami lihat masing-masing anggota KPPS menjalankan perannya sesuai dengan tupoksinya. Tampak 2 orang KPPS dengan minta bantuan pengamanan TPS memasang papan tulis (multiplek) kemudian memasang Formulir Plano berhologram untuk merekap proses perhitungan dan selanjutnya unggah dengan program sirekap. Ketua memanggil saksi dan PTPS untuk menyaksikan pembukaan kotak suara. Mulailah ketua KPPS mengarahkan anggota KPPS lainya untuk menghitung jumlah surat suara yang ada didalam kotak suara dengan menyamakan jumlah yang hadir dengan daftar hadir yang sudah terisi. Tidak ada selisih dalam perhitungan jumlah surat suara yang ada didalam kotak. Selanjutnya dua orang KPPS siap mencatat tali di plano yang terpampang, dua orang mempersiapkan membuka dan memberikan surat suara kepada ketua KPPS dan ketua KPPS menunjukan kepada para saksi dan PTPS kemudian mengikrarkan kata Sah dan Tidak Sah, selanjutnya dua orang KPPS lain memilahkan surat suara antara pasangan calon dengan pasangan calon lainnya yang kebetulan di Kabupaten Purbalingga hanya ada dua pasangan calon, sehingga dengan mudah KPPS memilah surat suara pasangan calon. Satu orang KPPS mengumpulkan pasangan nomor urut satu dan KPPS satunya mengumpulkan pasangan calon nomor urut dua. Hanya membutuhkan kurang dari satu jam penghitungan suara selesai, melakukan pengisian pada formulir lain, menandatangani plano bersama saksi selanjutnya ketua KPPS melakukan pemotretan Plano berhologram dengan aplikasi Sirekap. Pengamatan kami dari penutupan pukul 13.00 wib sampai dengan melakukan foto hasil rekap selesai dalam waktu 2 jam, tepat pukul 14.50 wib selesai.
Adapun yang menjadikan lama adalah saat dimana harus upload dengan aplikasi SIREKAP yang ternyata tidak bisa langsung berhasil, dimungkinkan karena penggunaan server secara nasional dengan waktu yang bersamaan diluar wilayah yang akses telekomunikasi blank.
Permasalahan secara umum kami lihat masih klasik masalah kekurangan formulir. Kami lihat laporan dari masing-masing PPK masih ada kekurangan plano berhologram. Tapi sepertinya hanya kekurang telitian saja anggota KPPS dalam membongkar satu persatu dokument yang ada. Namun demikian jika betul bahwa Plano berhologram itu tidak ada, sebagaimana surat edaran dari KPU RI ada kebijakan yang harus segera diatasi dengan memfoto copy pengganti Plano berhologram dengan ukuran double folio yang kemudian ditandatangani Ketua KPU setempat dengan stempel basah.
Itulah sekilas pengamatan kami diwilayah KPU Purbalingga. Selamat dan sukses kepada teman KPU lain yang menyelenggarakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 9 Desember 2020
Perjuangan tanpa lelah dan majulah demokrasi Indonesia (4b4h divisi teknis penyelenggara KPU Kab. Cilacap)
(berita 4B4H WWG 35) 11/12/20.

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 146 kali